Metode
Penambangan
Haulback Mining Method merupakan metode
penambangan yang cocok untuk deposit batubara dengan kemiringan yang cukup
curam. Ukuran dari jenjang yang meliputi lebar jenjang, ketinggian jenjang dan
sudut jenjang telah
ditentukan dalam perencanaan tambang yang dilakukan. Jenjang ini berfungsi
sebagai jalan angkut material overburden ke disposal
dan batubara ke stockpile.
Selain itu jenjang dibuat agar area penambangan tertata rapih sehingga dapat
lebih memudahkan pada saat kegaiatan
pasca penambangan, dimana area yang telah selesai ditambang tersebut akan diisi oleh backfilling yang kemudian ditanami kembali pohon atau yang
disebut reklamasi. Faktor keamanan menjadi ukuran utama dalam pembuatan jenjang
untuk itu diperlukan ukuran kemiringan yang sesuai dan benar-benar teruji
keamanannya.
Tahapan Penambangan
Secara detail ruang lingkup kegiatan penambangan tersebut meliputi :
a.
Pembersihan Lahan (
Land Clearing)
b.
Pemindahan Top Soil (top soil/common soil removal)
c.
Pengupasan Tanah Penutup ( Overburden/Interburden Removal)
d.
Pemuatan dan Pengangkutan Tanah Penutup (Loading and Hauling Overburden)
e.
Pengambilan Batubara (Coal Getting)
f.
Pemuatan dan Pengangkutan Batubara (Loading and Hauling)
1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Adalah kegiatan awal dari kegiatan penambangan. Pembersihan lahan
dilakukan agar dapat memudahkan pengupasan tanah penutup dan pengambilan
batubara dan pembersihan tempat kerja atau daerah yang akan ditambang dari
semak-semak, pohon-pohon besar dan kecil. Pembersihan tempat kerja ini dapat
dilakukan dengan menggunakan alat - alat mekanis yaitu bulldozer. Kemudian pembersihan dari akar - akar pohon yang sudah
ditebang dan batu – batu yang menghalangi yang disebut dengan Grabbing.
2.
Pemindahan Tanah Pucuk (Top Soil/Common Soil Removal)
Tanah pucuk merupakan
tanah yang masih asli dan mengandung unsur hara, merupakan tanah yang digunakan
tanaman untuk dapat tumbuh. Kegiatan pengupasan tanah pucuk ini terjadi jika
lahan yang digali masih berupa rona awal yang asli. Pengupasan tanah pucuk ini
dilakukan terlebih dulu dan ditempatkan terpisah terhadap batuan penutup (overburden), agar pada saat pelaksanaan
reklamasi dapat dimanfaatkan kembali. Pengupasan top soil ini dilakukan sampai pada batas lapisan common
soil, yaitu pada kedalaman dimana telah sampai di
lapisan batuan penutup (tidak mengandung unsur hara).
Untuk common soil akan disimpan ke disposal
sedangkan top soil yang telah terkupas selanjutnya ditimbun dan
dikumpulkan pada lokasi tertentu yang telah ditentukan pada saat perencanaan awal. Untuk selanjutnya top
soil yang disimpan
di dumping area pada saatnya nanti akan dipergunakan
sebagai pelapis teratas pada lahan disposal yang telah berakhir
dan memasuki tahap reklamasi.
3. Pengupasan Tanah Penutup ( Overburden Removal)
Pembongkaran overburden
merupakan kegiatan utama karena mencakup penanganan sejumlah besar volume lapisan overburden
(tergantung pada Stripping Ratio). Pengupasan dilakukan menggunakan excavator backhoe dan dimuat menggunakan dump truck ke disposal area atau
backfilling area.
4. Pemuatan dan Pengangkutan Tanah Penutup (Loading and Hauling Overburden)
Pemuatan overburden dilakukan menggunakan alat
muat jenis excavator. Penimbunan overburden
di disposal ini dilakukan secara
bertahap, yaitu dimulai dengan membuat lapisan overburden dasar
seluas disposal area (luas maksimal) yang telah ditentukan. Selanjutnya dilakukan kegiatan
penimbunan overburden secara bertahap atau
berjenjang dengan luasan semakin mengecil dan diatur secara baik, hingga membentuk sebuah bukit atau gunung
yang berjenjang. Jika disposal ini telah dinyatakan selesai, maka permukaan disposal akan diberi
lapisan top soil (diambil dari dumping
area).
5.Pengambilan
Batubara (Coal Getting)
Setelah penggalian overburden selesai dan lapisan batubara
mulai terlihat, maka kegiatan
penambangan dapat dilakukan. Proses pertama yaitu pengambilan batubara
(Coal Getting) dengan menggunakan
alat berat jenis excavator
backhoe dikarenakan batubara yang bersifat lunak sehingga mudah untuk dibongkar. Tahap kedua, batubara hasil pembongkaran
dimuat kemudian diangkut menuju stockpile
pelabuhan menggunakan alat
berat dump truck untuk ditimbun.
Manajemen penimbunan batubara
di stockpile berfungsi sebagai
penyangga antara pengiriman dan proses persedian yang baik, proses penyimpanan
batubara di stockpile pelabuhan PT. Baturona
Adimulya disesuaikan dengan target penjualan batubara guna menghindari
terjadinya penumpukan batubara terlalu lama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
manajemen stockpile :
a.
Monitoring quality (inventory)
dan pemindahan batubara di stockpile,
meliputi pencatatan batubara yang masuk
dan pencatatan batubara yang keluar di stockpile,
termasuk pencatatan batubara yang tersisa
b.
Menghindari
batubara terlalu lama di stockpile, dengan
cara batubara yang lebih dulu masuk harus dikeluarkan (loading) terlebih dahulu, cara ini dimaksud untuk mengurangi resiko
degradation dan pemanasan batubara (FIFO)
c.
Mengusahakan
pergerakan batubara sekecil mungkin di stockpile
dan monitoring efektifitas di stockpile dengan maksud mengurangi
degradasi batubara.
d.
Pengawasan
yang ketat terhadap kontaminasi pelaksanaan housekeeping,
tidak diperkenankan membuang sampah sembarangan di area stockpile.
e.
Menanggulangi
batubara terbakar di stockpile, dalam
hal penanganan yang dianjurkan adalah melakukan spreading (penyebaran)
untuk mendinginkan batubara dan membuang yang terbakar.
f. Untuk penyimpanan yang relatif lama bagian
atas stockpile harus dipadatkan, guna
mengurangi resapan udara dan air kedalam stockpile
6. Pemuatan dan
Pengangkutan Batubara (Loading and
Hauling)
Setelah dilakukaan
pembongkaran batubara oleh excavator
backhoe batubara dimuat ke dump truck
untuk diangkut ke stock pile
pelabuhan. Sebelum diangkut menuju stockpile pelabuhan, dilakukan proses
timbang terhadap muatan dump truck.
Apabila batubara yang memerlukan proses pengolahan terlebih dahulu
sebelum dilakukan penjualan, maka dilakukan tahap pengolahan terlebih dahulu
setelah penambangan. Pengolahan batubara bertujuan untuk meningkatkan kualitas
agar didapat nilai kalori yang diharapkan.
Batubara yang sudah berada di pelabuhan dikumpulkan dilokasi stockpile dan selanjutnya siap untuk
dilakukan proses crushing
(penghancuran bongkahan-bongkahan besar) batubara. Setelah tidak ada lagi
bongkahan-bongkahan batubara dilakukan proses loading ke tongkang (barging) dan diangkut menuju lokasi
akhir.
No comments:
Post a Comment