Wednesday, 23 October 2013

Metode dan tahapan dalam penambangan.



Metode Penambangan
Haulback Mining Method merupakan metode penambangan yang cocok untuk deposit batubara dengan kemiringan yang cukup curam. Ukuran dari jenjang yang meliputi lebar jenjang, ketinggian jenjang dan sudut jenjang telah ditentukan dalam perencanaan tambang yang dilakukan. Jenjang ini berfungsi sebagai jalan angkut material overburden ke disposal dan batubara ke stockpile. Selain itu jenjang dibuat agar area penambangan tertata rapih sehingga dapat lebih memudahkan pada saat kegaiatan pasca penambangan, dimana area yang telah selesai ditambang tersebut akan diisi oleh backfilling yang kemudian ditanami kembali pohon atau yang disebut reklamasi. Faktor keamanan menjadi ukuran utama dalam pembuatan jenjang untuk itu diperlukan ukuran kemiringan yang sesuai dan benar-benar teruji keamanannya.

 Tahapan Penambangan
Secara detail ruang lingkup kegiatan penambangan tersebut meliputi :
a.       Pembersihan Lahan ( Land Clearing)
b.      Pemindahan Top Soil (top soil/common soil removal)
c.       Pengupasan Tanah Penutup ( Overburden/Interburden Removal)
d.      Pemuatan dan Pengangkutan Tanah Penutup (Loading and Hauling Overburden)
e.       Pengambilan Batubara (Coal Getting)
f.       Pemuatan dan Pengangkutan Batubara (Loading and Hauling)

1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Adalah kegiatan awal dari kegiatan penambangan. Pembersihan lahan dilakukan agar dapat memudahkan pengupasan tanah penutup dan pengambilan batubara dan pembersihan tempat kerja atau daerah yang akan ditambang dari semak-semak, pohon-pohon besar dan kecil. Pembersihan tempat kerja ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat - alat mekanis yaitu bulldozer. Kemudian pembersihan dari akar - akar pohon yang sudah ditebang dan batu – batu yang menghalangi yang disebut dengan Grabbing.

2. Pemindahan Tanah Pucuk (Top Soil/Common Soil Removal)
Tanah pucuk merupakan tanah yang masih asli dan mengandung unsur hara, merupakan tanah yang digunakan tanaman untuk dapat tumbuh. Kegiatan pengupasan tanah pucuk ini terjadi jika lahan yang digali masih berupa rona awal yang asli. Pengupasan tanah pucuk ini dilakukan terlebih dulu dan ditempatkan terpisah terhadap batuan penutup (overburden), agar pada saat pelaksanaan reklamasi dapat dimanfaatkan kembali. Pengupasan top soil ini dilakukan sampai pada batas lapisan common soil, yaitu pada kedalaman dimana telah sampai di lapisan batuan penutup (tidak mengandung unsur hara).
Untuk common soil akan disimpan ke disposal sedangkan top soil yang telah terkupas selanjutnya ditimbun dan dikumpulkan pada lokasi tertentu yang telah ditentukan pada saat perencanaan awal. Untuk selanjutnya top soil yang disimpan di dumping area pada saatnya nanti akan dipergunakan sebagai pelapis teratas pada lahan disposal yang telah berakhir dan memasuki tahap reklamasi.

3. Pengupasan Tanah Penutup ( Overburden Removal)
Pembongkaran overburden merupakan kegiatan utama karena mencakup penanganan sejumlah besar volume lapisan overburden (tergantung pada Stripping Ratio). Pengupasan dilakukan menggunakan excavator backhoe dan dimuat menggunakan dump truck ke disposal area atau backfilling area.

4. Pemuatan dan Pengangkutan Tanah Penutup (Loading and Hauling Overburden)
Pemuatan overburden dilakukan menggunakan alat muat jenis excavator. Penimbunan overburden di disposal ini dilakukan secara bertahap, yaitu dimulai dengan membuat lapisan overburden dasar seluas disposal area (luas maksimal) yang telah ditentukan. Selanjutnya dilakukan kegiatan penimbunan overburden secara bertahap atau berjenjang dengan luasan semakin mengecil dan diatur secara baik, hingga membentuk sebuah bukit atau gunung yang berjenjang. Jika disposal ini telah dinyatakan selesai, maka permukaan disposal akan diberi lapisan top soil (diambil dari dumping area).

5.Pengambilan Batubara (Coal Getting)
Setelah penggalian overburden selesai dan lapisan batubara mulai terlihat, maka kegiatan penambangan dapat dilakukan. Proses pertama yaitu pengambilan batubara (Coal Getting) dengan menggunakan alat berat jenis excavator backhoe dikarenakan batubara yang bersifat lunak sehingga mudah untuk dibongkar. Tahap kedua, batubara hasil pembongkaran dimuat kemudian diangkut menuju stockpile pelabuhan menggunakan alat berat dump truck untuk ditimbun.
Manajemen penimbunan batubara di stockpile berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses persedian yang baik, proses penyimpanan batubara di stockpile pelabuhan PT. Baturona Adimulya disesuaikan dengan target penjualan batubara guna menghindari terjadinya penumpukan batubara terlalu lama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen stockpile :
a.    Monitoring quality (inventory) dan pemindahan batubara di stockpile, meliputi  pencatatan batubara yang masuk dan pencatatan batubara yang keluar di stockpile, termasuk pencatatan batubara yang tersisa
b.   Menghindari batubara terlalu lama di stockpile, dengan cara batubara yang lebih dulu masuk harus dikeluarkan (loading) terlebih dahulu, cara ini dimaksud untuk mengurangi resiko degradation  dan pemanasan batubara (FIFO)
c.    Mengusahakan pergerakan batubara sekecil mungkin di stockpile dan monitoring efektifitas  di stockpile dengan maksud mengurangi degradasi batubara.
d.   Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi pelaksanaan housekeeping, tidak diperkenankan membuang sampah sembarangan di area stockpile.
e.    Menanggulangi batubara terbakar di stockpile, dalam hal penanganan yang dianjurkan adalah melakukan spreading (penyebaran) untuk mendinginkan batubara dan membuang yang terbakar.
f.     Untuk penyimpanan yang relatif lama bagian atas stockpile harus dipadatkan, guna mengurangi resapan udara dan air kedalam stockpile

6. Pemuatan dan Pengangkutan Batubara (Loading and Hauling)
Setelah dilakukaan pembongkaran batubara oleh excavator backhoe batubara dimuat ke dump truck untuk diangkut ke stock pile pelabuhan. Sebelum diangkut menuju stockpile pelabuhan, dilakukan proses timbang terhadap muatan dump truck.
Apabila batubara yang memerlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dilakukan penjualan, maka dilakukan tahap pengolahan terlebih dahulu setelah penambangan. Pengolahan batubara bertujuan untuk meningkatkan kualitas agar didapat nilai kalori yang diharapkan.
Batubara yang sudah berada di pelabuhan dikumpulkan dilokasi stockpile dan selanjutnya siap untuk dilakukan proses crushing (penghancuran bongkahan-bongkahan besar) batubara. Setelah tidak ada lagi bongkahan-bongkahan batubara dilakukan proses loading ke tongkang (barging) dan diangkut menuju lokasi akhir.

No comments:

Post a Comment